BIOLOGI (VIRUS
Ilmu tentang Virus disebut Virologi.
Virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit
pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil.
Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan
bakteri (bakteri filter).
SEJARAH PENEMUAN
D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.
Kemudian W.M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau (virus TVM).
STRUKTUR TUBUH
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi.
SEJARAH PENEMUAN
D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.
Kemudian W.M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau (virus TVM).
STRUKTUR TUBUH
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi.
BERBAGAI VIRUS YANG MERUGIKAN
1. Pada Bakteri :
Bakteriofag berasal
dari kata bacteria dan phagus (bahasa Yunani). Dari asal kata
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang
menyerang bakteri. Bakteriofage memiliki 2 macam cara untuk mereplikasikan
dirinya, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Replikasi tersebut baru dapat
dilakukan ketika virus ini telah masuk ke dalam sel inangnya (bakteri).
Bakteriofage termasuk ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh
bakteriofage adalah T4 virus yang menyerang bakteri Eschericia coli. E.
coli merupakan bakteri yang hidup pada saluran pencernaan manusia.
Perbedaan dengan virus ialah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam
organisme yang multisel, sedangkan bakteriofaga hidup dan berkembang biak
dalam organisme yang uni-sel.[1]
‘
2. Pada Tumbuhan :
2.1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun
tembakau. Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.
tembakau. Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan
pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri.
Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun
1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat
tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik yang sangat halus
sehingga bakteri pun tidak dapat menembus dan dioleskan pada daun sehat, daun
itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang
bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck
mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut
Rockefeller AS.
2.2. Virus Tungro:
penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus
ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau. Penyakit Tungro adalah penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa ) yang disebabkan oleh virus yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman padi tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan.
ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau. Penyakit Tungro adalah penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa ) yang disebabkan oleh virus yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman padi tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan.
- Penyakit tungro pada tanaman padi ini disebabkan oleh asosiasi dari dua jenis virus.
- Kedua bentuk partikel virus yang berasosiasi yaitu RTBV (Rice Tungro Baciliform Virus) dengan ukuran 140 x 35 mm dan RTSV (Rice Tungro Spherical Virus) dengan diameter antara 30 – 33 nm.
- RTBV merupakan anggota dari group”Badnavirus = Banana dna virus” dan hanya dapat ditularkan oleh wereng daun (leafhopper) secara semi persisten dengan hadirnya RTSV.
- RTSV masuk dalam group “Waika Viruses Sesquivividae” dan dapat ditularkan oleh wereng daun serta berfungsi sebagai “helper virus” untuk RTBV
Kedua
partikel virus tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama
tanpa mengakibatkan terjadinya proteksi silang antara satu· Daun muda sering berlurik atau strip berwarna
hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun.
·
Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua.
·
Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
·
Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah
serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
·
Infeksi tungro pada tanaman padi khususnya varietas peka akan
menimbulkan gejala kerdil, jumlah anakan berkurang.
·
Daun menguning, menggulung keluar dan agak sedikit terpuntir. Tanaman
yang kerdil pada ruas daun kedua memendek.
·
Karena adanya perpanjangan pelepah daun baru maka daun yang membuka
kadang-kadang pelepahnya terjepit.
·
Akar tanaman berkurang dan gabah yag dihasilkan kecil dan sering tidak
sempurna
·
Gejala penyakit tungro pada tanaman yang terinfeksi virus mulai dapat
dilihat pada umur 7 – 10 hari sesudah diinokulasi.
·
sekali lagi Virus tidak menular melalui tanah, air atau biji padi dengan yang lain
2.3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang tanaman
jeruk
Nama Internasional :
Huang Lung Bin
Huang Lung Bin
Daerah penyebaran :
Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Gejala Penyakit :
• Gejala luar
O Gejala khas CVPD adalah belang – belang kuning (blotching), mulai berkembang pada bagian ujung tanaman (pertumbuhan baru) pada daun yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas. Gejala ini sulit dibedakan dengan gejala kekurangan hara Zn. Tulang – tulang daun dan urat-urat daun tampak lebih menonjol dengan warna hijau gelap (kontras dengan warna lamina daun). Pengamatan gejala sebaiknya dilakukan pada permukaan atas dan bawah daun. Gejala belang – belang pada bagian atas sama dengan bagian bawah. Pada gejala lanjut daun menjadi lebih kaku dan lebih kecil, tulang daun menjadi berwarna kuning. Gejala ini sangat jelas pada jeruk manis, tetapi kurang jelas pada daun jeruk Mandarin.
• Gejala luar
O Gejala khas CVPD adalah belang – belang kuning (blotching), mulai berkembang pada bagian ujung tanaman (pertumbuhan baru) pada daun yang ketuaannya sempurna, bukan pada daun muda atau tunas. Gejala ini sulit dibedakan dengan gejala kekurangan hara Zn. Tulang – tulang daun dan urat-urat daun tampak lebih menonjol dengan warna hijau gelap (kontras dengan warna lamina daun). Pengamatan gejala sebaiknya dilakukan pada permukaan atas dan bawah daun. Gejala belang – belang pada bagian atas sama dengan bagian bawah. Pada gejala lanjut daun menjadi lebih kaku dan lebih kecil, tulang daun menjadi berwarna kuning. Gejala ini sangat jelas pada jeruk manis, tetapi kurang jelas pada daun jeruk Mandarin.
3. Pada Hewan :
Virus NCD (New Castle Disease) penyebab
penyakit tetelo pada
ayam dan itik.
Penyakit
Telelo atau Newcastle Disease (NCD) biasa juga disebut dengan
istilah penyakit Samper
Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan
suatu infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan.
- Tipe Velogenik yaitu Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) Tipe Velogenic ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
- Tipe Mesogenic Kematian tipe mesogenic pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakan gejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
- Tipe Lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
Pengelompokan diatas bisa didasarkan
atas berbagai cara
- Cara menghitung waktu kematian rata-rata (mean death time) pada telur berembrio yang ditulari virus NCD
- Cara lain untuk menentukan keganasan virus NCD adalah dengan menghitung indeks keganasan intra serebral (intracerebral pathogenecity index/ ICPI)
Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
- Ayam yang tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka harus dimusnahkan.
- Vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan.
4. Pada Manusia :
4.1. Virus Hepatitis, penyebab hepatitis (radang hati)
HEPATITIS
B
Dibandingkan
virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious),
dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis
B tidak nyata. Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala
tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual
sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak
pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti
bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air
seni berwarna seperti teh.
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap
virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan
kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh.
Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier
inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua
hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Hepatitis B yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan
sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit
kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet
dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik
(menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini
ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat
meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini.
HEPATITIS C PENYEBAB SIROSIS(RADANG HATI)
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C.[1]
Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati atau hepatitis
yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat
menyebabkan sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
menyebar dengan kontak darah-ke-darah dari darah seseorang yang terinfeksi.
Gejala dapat secara medis ditangani, dan proporsi pasien dapat dibersihkan dari
virus oleh
pengobatan anti virus jangka panjang. Walaupun intervensi medis awal dapat
membantu, orang yang mengalami infeksi virus hepatitis C sering mengalami gejala ringan, dan
sebagai sebab dari tidak melakukan perawatan.[1]
Diperkirakan 150-200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi hepatitis C. Di Amerika
Serikat, orang dengan sejarah penggunaan jarum suntik, penggunaan narkoba,
tato atau sirkulasi darah
yang telah terpapar melalui seks tidak aman yang meningkatkan risiko penyakit
ini. Hepatitis C adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika
Serikat.
4.2.
Virus Rabies penyebab rabies.
ETIMOLOGI Kata rabies berasal dari bahasa
Sansekerta kuno rabhas yang artinya melakukan
kekerasan/kejahatan.[3]
Dalam bahasa Yunani,
rabies disebut Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan. [3]
Dalam bahasa Jerman,
rabies disebut tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar
yang artinya merusak dan wut yang artinya marah.
[3]
Dalam bahasa Prancis,
rabies disebut rage berasal dari kata benda robere yang artinya
menjadi gila.[3]
Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia. [4]
Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan
pada Kode Mesopotamia yang
ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia
Eshunna yang ditulis pada 2300 SM.[4] Democritus
pada 500 SM juga menuliskan
karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies.[2]
Prinsipnya adalah ikatan antara antigen rabies
dan antibodi
spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar
sehingga memudahkan deteksi [12]
Namun, kelemahannya adalah subjek uji harus disuntik mati
terlebih dahulu (eutanasia) sehingga tidak dapat digunakan terhadap manusia. Akan
tetapi, uji serupa tetap dapat dilakukan menggunakan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur
penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%. Selain itu, diagnosis
dapat juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata walaupun hasilnya
tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosis post
mortem setelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal.
4.3.
Virus Poliomysitis >> penyebab polio.
Penyakit polio atau poliomielitis paralitik sudah dikenal sejak akhir abad
18, bahkan mungkin sejak jaman Mesir kuno. Penyakit ini disebabkan oleh virus
polio, anggota genus Enterovirus, famili Picornaviridae. Sampai sekarang telah
diisolasi 3 strain virus polio yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (Lansing), dan
tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut.
Epidemi yang luas biasanya disebabkan oleh tipe 1. Virus ini relatif tahan
terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol, lisol, amonium
kuartener, dll). Virus ini tidak memiliki amplop lemak sehingga tahan terhadap
pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. Virus ini dapat diinaktifasi
oleh formaldehid, glutaraldehid, asam kuat, sodium hipoklorit, dan klorin.
Virus polio menjadi inaktif dengan pemanasan di atas 42 derajat Celcius.
Selain itu, pengeringan dan ultraviolet juga dapat menghilangkan aktivitas
virus polio.
Penularan virus polio terutama melalui jalur fekal-oral dan membutuhkan
kontak yang erat. Prevalensi infeksi tertinggi terjadi pada mereka yang tinggal
serumah dengan penderita. Biasanya bila salah satu anggota keluarga terinfeksi,
maka yang lain juga terinfeksi. Kontaminasi tinja pada jari tangan, alat tulis,
mainan anak, makanan dan minuman, merupakan sumber utama infeksi
4.4.
Virus Variola Penyebab Cacar Api
Variola atau cacar adalah penyakit
menular pada manusia yang disebabkan oleh virus Variola
major atau Variola minor.[1]
Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya,
Variola atau Variola vera, yang berasal dari kata Latin varius,
yang berarti "berbintik", atau varus yang artinya
"jerawat".
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan.
Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi cairan. V.
major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian
30–35%. V. minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga
dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang menyebabkan
kematian pada 1% penderitanya. Akibat jangka panjang infeksi V. major
adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita
.
4.5VIRUS
VARICELLA Penyebab CACAR AIR
Virus varicella merupakan
salah satu dari lapan ang diketahui menjangkiti manusia (dan haiwan vertebrat).
Ia biasanya menyebabkan cacar air pada kanak-kanak dan pada orang dewasa. Waktu terdedah sampai kena
penyakit adalah dalam tempoh 2 sampai 3 minggu. Pada permulaannya, penderita
akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa
didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian
timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan
di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak
dan wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan
dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga
dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera
mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan
meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini
lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan
meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera
terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini
memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah
mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih
lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih
sulit menghilang.
4.6
Virus Influenza >> penyebab influenza.
Virus Influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan
mudah dari orang ke orang, terutama ketika orang yang terinfeksi batuk atau
bersin. Virus influenza merupakan penyebab influenza (flu). Virus
influenza berbentuk bulat, tetapi juga bisa berbentuk memanjang atau tidak
teratur. Di dalam virus influenza ada delapan segmen RNA -untai
tunggal (asam ribonukleat)- yang mengandung instruksi genetik untuk membuat
salinan baru dari virus. Fitur yang paling mencolok dari virus influenza adalah lapisan yang terproyeksi dari
permukaannya, yang pertama adalah protein hemagglutinin (HA), yang memungkinkan
virus (berbentuk) untuk sel dan memulai infeksi, yang lain adalah protein yang
disebut neuraminidase (NA), yang memungkinkan virus baru terbentuk untuk keluar
dari sel inang.
Virus influenza diklasifikasikan sebagai tipe A, B, atau C
berdasarkan komposisi protein mereka. Tipe A virus ditemukan dalam berbagai
jenis hewan seperti bebek, ayam, babi, paus, termasuk manusia. Tipe B beredar
secara luas pada manusia. Tipe C telah ditemukan pada manusia, babi, dan anjing
menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan, tetapi tidak memicu epidemi.
Tipe influenza A adalah yang paling menakutkan dari tiga, itu diyakini
bertanggung jawab atas wabah global tahun 1918, 1957 dan 1968. Virus influenza
tipe A dibagi lagi menjadi dua kelompok berdasarkan protein permukaan, HA dan
NA. Para ilmuwan telah ditandai 16 subtipe HA dan 9 NA subtipe dari virus
influenza. Tipe A subtipe dari virus influenza diklasifikasikan oleh
sistem penamaan yang meliputi tempat ketegangan kali ditemukan, sejumlah
identifikasi laboratorium, tahun penemuan, jenis HA dan NA yang dimilikinya.
Di alam, virus influenza ditemukan pada unggas air liar, seperti bebek dan
burung pantai. Flu telah bertahan dalam burung selama jutaan tahun dan biasanya
tidak menyakiti mereka. Namun vaksin influenza sering bermutasi dengan
mudah bisa melompat sebagai penghalang spesies dari burung liar untuk bebek
piaraan dan kemudian ke ayam. Babi dapat terinfeksi influenza yang mirip bentuk
influenza yang menginfeksi manusia.
4.7. Virus Dengue >> penyebab demam berdarah.
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan
spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild
undifferentiated febrile illness), demam dengue, demam berdarah dengue (DBD),
sampai demam berdarah dengue disertai syok/renjatan (dengue shock syndrome =
DSS).
Epidemiologi
istilah haemorrhagic fever di Asia tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953. Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968. Pada saat ini DBD telah menyebar luas di kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan daerah Karibia.
Morbiditas dan mortalitas DBD yang dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan beberapa faktor, antara lain status umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue, prevalensi serotipe virus dengue dan keadaan meteorologis.
Etiologi
Virus dengue termasuk group B arthropod borne virus (arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, familia Flaviviridae, yang mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den-1, den-2, den-3, den-4. serotipe den-3 merupakan serotipe dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat.
parameter laboratorium yang dapat diperiksa:
Epidemiologi
istilah haemorrhagic fever di Asia tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953. Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968. Pada saat ini DBD telah menyebar luas di kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan daerah Karibia.
Morbiditas dan mortalitas DBD yang dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan beberapa faktor, antara lain status umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue, prevalensi serotipe virus dengue dan keadaan meteorologis.
Etiologi
Virus dengue termasuk group B arthropod borne virus (arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, familia Flaviviridae, yang mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den-1, den-2, den-3, den-4. serotipe den-3 merupakan serotipe dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat.
parameter laboratorium yang dapat diperiksa:
- Leukosit : dapat normal atau menurun
- Trombosit
- Hematokrit
- Hemostasis
- Protein/albumin
- SGOT?SGPT
- Ureum/kreatinin
- Serologi, IgM dan IgG
- Uji HI
4.8.
Virus HIV penyebab AIDS.
Penyakit HIV AIDS
adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang dikenali sebagai HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan kegagalan sistem imun tubuh.
Penyakit HIV AIDS
melumpuhkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit (sistem imun tubuh). Ini
karena kuman HIV telah memusnahkan sel T CD4+ yang bertanggungjawab melawan
penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteria, virus dan lain-lain.
Penyakit HIV bukan penyakit yang
langsung menimbulkan reaksi sakit pada seseorang. Akan tetapi penyakit
HIV ini akan terasa jika sudah lama menderita akan tetapi tidak segera
ditangani.
Penyakit HIV
AIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan
tubuh seseorang yang terinfeksi virus. Hubungan jarum suntik atau dengan
melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi
juga dapat menjadi resiko penyakit HIV, termasuk seorang bayi bisa mendapatkan
penyakit HIV dari ibu yang terinfeksi.
Virus
HIV menyerang sel putih dan menjadikannya tempat berkembang biaknya Virus.
Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan
tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak
mampu melawan penyakit yang datang dan akibatnya kita dapat meninggal dunia
meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit HIV AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau penyakit HIV positif yang mematikan.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit HIV AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau penyakit HIV positif yang mematikan.
4.9 Virus rubella menyebabkan penyakit campak jerman
Virus rubela adalah virus yang menyebabkan terjadinya campak jerman (jerman
hanya simbol) yang menyerang anak-anak, orang dewasa, termasuk ibu hamil.[1]
Virus rubela dapat menyerang bagian saraf atau otak yang kemudian menyerang kulit ditandai dengan timbulnya
bercak merah seperti campak biasa.[1]
Virus ini berasal dari keluarga virus Togaviridae dan genus Rubivirus.[1]
4.10
Virus ebolla Penyebab penyakit ebolla
Cara pencegahan penyakit karena
virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan oleh
manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan
vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab
polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya,
yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena
infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh
kecepatan sintesis interferon.
4.11
HERPES SYMPLEX
Radang selaput Herpes simpleks
merupakan suatu infeksi virus yang disebabkan oleh virus herpes simplek tipe I
dan II (HSV-I dan HSV-II). HSV-I sering menyerang daerah sekitar mulut (herpes
labialis), sedangkan HSV-II sering mengenai daerah genital (herpes genitalis). adanya oral seks atau oro-genital seks maka baik HSV-I
maupun HSV-II dapat mengenai daerah sekitar mulut maupun genital.
- Bentuk serangan HSV pada seorang individu dapat berupa infeksi primer, episode I non primer, rekuren dan asimptomatik.
- Angka kejadian infeksi herpes simplek meningkat karena transmisi HSV melalui hubungan seksual,
Seorang wanita yang terinfeksi dapat menularkan HSv pada pasangannya sebesar 4-5 %,
- Laki-laki yang terinfeksi maka kemungkinan untuk menstransmisikan HSV pada pasangannya sebesar 8-10%.
Gejala klinis yang dapat
ditimbulkan infeksi HSV dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
- Gejala Klinis Prosentase Infeksi Virus
- Lesu 85 %
- Gangguan Pernafasan 60 %
- Bisul Berair 60 %